Makalah Pendidikan Lingkungan Hidup Tentang Lahan
MAKALAH
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
TENTANG
LAHAN
Disusun Oleh :
1. Yuli
Nur Hakim (06)
2. Faiq
Naufal (15)
3. Muh.
Nizar Hamzah (19)
SMP
NEGERI 3 KEBUMEN
LAHAN
A. Latar
Belakang
Istilah lahan digunakan berkenaan dengan permukaan
bumi beserta segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting
bagi perikehidupan manusia (Christian dan Stewart, 1968). Secara lebih rinci, istilah lahan atau land
dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di permukaan bumi, mencakup semua
komponen biosfer yang dapat dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di
atas dan di bawah wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk,
relief, hidrologi, tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan
oleh aktivitas manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu
berpengaruh terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di
masa mendatang (Brinkman dan Smyth, 1973; dan FAO, 1976). Lahan dapat dipandang
sebagai suatu sistem yang tersusun atas (i) komponen struktural yang sering
disebut karakteristik lahan, dan (ii) komponen fungsional yang sering disebut kualitas lahan. Kualitas lahan ini pada hakekatnya merupakan sekelompok
unsur-unsur lahan (complex attributes) yang menentukan tingkat kemampuan
dan kesesuaian lahan (FAO, 1976).
Lahan sebagai suatu "sistem" mempunyai komponen- komponen yang
terorganisir secara spesifik dan perilakunya menuju kepada sasaran-sasaran
tertentu. Komponen-komponen lahan ini
dapat dipandang sebagai sumberdaya dalam hubung- annya dengan aktivitas manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Oleh karena kegiatan yang dilakukan manusia dalam pemanfaatan lahan,
baik untuk area pertanian, pemukiman dan lain-lain, maka lahan dapat dibagi
menjadi lahan yang potensial dan lahan yang krit
A.
Pengertian dan Ciri-ciri Lahan Potensial
Lahan Potensial adalah lahan yang mempunyai nilai
ekonomi tinggi. Dalam arti sempit lahan potensial selalu dikaitkan dengan
produksi pertanian, yaitu lahan yang dapat memberikan hasil pertanian yang
tinggi walaupun dengan biaya pengelolaan yang rendah.
Tetapi dalam arti luas, lahan potensial dikaitkan
dengan fungsinya bagi kehidupan manusia, yaitu lahan yang dapat dimanfaatkan
oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga potensial tidaknya
suatu lahan diukur sampai sejauh mana lahan tersebut memberikan manfaat secara
optimal bagi kehidupan manusia. Sebagai contoh, suatu lahan tidak potensial
untuk lahan pertanian tetati potensial untuk permukiman, pariwisata, atau
kegiatan lainnya.
Ciri-ciri Lahan Potensial Untuk Pertanian
1.Tingkat Kesuburan Tinggi
Lahan yang subur adalah lahan dengan tanah yang
banyak mengandung mineral untuk kebutuhan hidup tanaman. Hal ini sangat
tergantung pada jenis tanaman yang diusahakan. Untuk tanaman biji-bijian banyak
membutuhkan mineral posfor, untuk tanaman sayuran membutuhkan mineral zat lemas
(N2), dan tanaman umbi-umbian membutuhkan mineral alkali. Jadi agar lahan dapat
berproduksi secara optimal harus disesuaikan, antara jenis mineral yang dikandung
lahan dengan jenis tanaman yang akan diusahakan.
2.Memiliki
Sifat Fisis yang Baik
Lahan yang memiliki sifat fisis baik adalah lahan
yang daya serap air dan sirkulasi udara di dalam tanahnya cukup baik. Sifat
fisis ini ditunjukkan oleh tekstur dan struktur tanahnya. Tekstur tanah adalah
sifat fisis tanah yang berkaitan dengan ukuran partikel pembentuk tanah.
Partikel utama pembentuk tanah adalah pasir, lanau (debu), dan lempung (tanah
liat). Berasarkan ukuran partikel batuan,
3.Belum Terjadi Erosi
Terjadinya erosi pada suatu lahan akan menyebabkan
berubahnya lahan potensial menjadi lahan kritis. Lahan yang telah mengalami
erosi, tingkat kesuburannya berkurang, sehingga kurang baik untuk pertumbuhan
tanaman. Erosi mengakibatkan lahan tanah yang paling atas terkelupas. Sisanya
tinggal tanah yang tandus, bahkan sering merupakan batuan yang keras (padas).
Proses erosi yang kuat sering dijumpai di daerah pantai, akibat abrasi
(pengikisan oleh gelombang laut) dan di daerah pegunungan dengan lereng terjal serta
miskin tumbuhan. Erosi di pegunungan akibat adanya longsor dan soil creep
(tanah merayap).
Ciri-ciri lahan potensial untuk permukiman antara
lain:
1.Daya Dukung Tanah Besar
Artinya memiliki kemampuan untuk menahan beban dalam
ton tiap satu meter kubik. Jadi bila didirikan bangunan di atasnya tidak
amblas.
2.Fluktuasi Air Baik
Artinya memiliki kedalaman air tanah yang sedang.
Fluktuasi air berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, jika air tanahnya
dangkal maka keadaan di atasnya lembab dan jika air tanahnya dalam maka keadaan
di atasnya gersang (kering/tandus).
3.Kandungan Lempung cukup
Kandungan lempung berpengaruh terhadap kembang
kerutnya tanah. Hal ini erat kaitannya dengan pembuatan pondasi,pembangunan
jalan, saluran air, dan sebagainya.
4.Topografi
Topografi yang ideal untuk permukiman adalah yang
kemiringan lahannya antara 0% sampai 3%. Kemiringan merupakan perbandingan
antara jarak vertikal dan jarak horisontal dikali 100%.
Kemiringan
lereng 0% berarti tanahnya rata, dan kemiringan lereng 100% berarti sudut
kemiringannya 45% (sangat curam). Topografi erat kaitannya dengan kenyamanan
hunian (tempat tinggal) dan keamanan dari ancaman bencana alam seperti tanah
longsor, banjir, dan sebagainya.
B.
Pengertian dan Ciri-ciri Lahan Kritis
Lahan Kritis adalah lahan yang telah mengalami
kerusakan secara fisik, kimia, dan biologis atau lahan yang tidak mempunyai
nilai ekonomis. Untuk menilai kritis tidaknya suatu lahan, dapat dilihat dari
kemampuan lahan tersebut. Sedangkan untuk mengetahui
kemampuan suatu lahan dapat dilihat dari besarnya
resiko ancaman atau hambatan
dalam pemanfaatan lahan tersebut.
Ciri-ciri Lahan Kritis Untuk Pertanian
1.Tidak Subur
Lahan tidak subur adalah lahan yang sedikit
mengandung mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Umumnya lahan
tidak subur terdapat di daerah yang resiko ancamannya besar (ancaman erosi dan
banjir).
2.Miskin Humus
Lahan yang miskin humus umumnya kurang baik untuk
dijadikan lahan pertanian, karena tanahnya kurang subur. Anda pernah mendengar
istilah tanah humus? Tanah Humus adalah tanah yang telah bercampur dengan daun
dan ranting pohon yang telah membusuk. Tanah humus dapat dijumpai di daerah
yang tumbuhannya lebat, contohnya hutan primer. Sedangkan lahan yang miskin
humus adalah lahan yang terdapat di daerah yang miskin atau jarang tumbuhan,
contohnya kawasan pegunungan yang hutannya rusak.
Ciri-ciri Lahan Kritis untuk Permukiman
Anda telah mengetahui ciri-ciri lahan potensial
untuk permukiman. Lalu bagaimana dengan ciri-ciri lahan kritis untuk permukiman?
Ciri-ciri lahan kritis untuk permukiman adalah
kebalikan dari ciri-ciri lahan potensial untuk pertanian, yaitu:
1) Daya dukung tanah rendah, artinya tidak mampu
menahan beban dalam ton tiap satu meter kubik. Sehingga bila didirikan bangunan
di atasnya, bangunan tersebut akan roboh (amblas).
2) Fluktuasi air tidak baik, artinya air tanahnya
terlalu dangkal atau terlalu dalam. Hal ini dapat mempengaruhi bangunan dan
kesehatan penduduk yang tinggal di atas lahan tersebut.
3) Topografi
Topografi yang tidak cocok untuk permukiman adalah
yang kemiringannya lebih dari 3%. Karena topografi dengan kemiringan lebih dari
3% resiko ancaman bencana alam seperti tanah longsor dan banjir besar. Hal ini
dapat mengganggu kenyamanan hunian dan keamanan dari bencana alam tersebut.
Kemiringan lereng 0% berarti tanahnya rata, dan kemiringan lereng 100%
berarti sudut kemiringannya 45% (sangat curam). Topografi erat kaitannya dengan
kenyamanan hunian (tempat tinggal) dan keamanan dari ancaman bencana alam seperti
tanah longsor, banjir, dan sebagainya.
C.
Penanggulangan Lahan Kritis
Upaya penanggulangan lahan kritis, antara lain:
1. lahan
tanah dimanfaatkan seoptimal mungkin bagi pertanian, perkebunan, peternakan,
dan usaha lainnya
2. erosi
tanah perlu dicegah melalui pembuatan teras-teras pada lereng bukit
3. usaha
perluasan penghijauan tanah dan reboisasi lahan hutan
4. perlu
reklamasi lahan bekas pertambangan
5. perlu
adanya usaha ke arah program kali bersih (prokasih)
6. pengelolaan wilayah terpadu di wilayah lautan
dan daerah aliran sungai
7. perlu
tindakan tegas bagi siapa saja yang merusak lahan yang mengarah ke lahan kritis
8.
pengembangan keanekaragaman hayati dan pola pergiliran tanaman
9.
menghilangkan unsur-unsur yang dapat mengganggu kesuburan lahan
pertanian, misalnya plastik. Oleh karena itu, proses daur ulang sangat
diharapkan
10. pemupukan
dengan pupuk organik atau alami, yaitu pupuk kandang atau pupuk hijau secara
tepat dan terus menerus
11. guna
menggemburkan tanah sawah perlu dikembangkan tumbuhan yang disebut Azolaepinata
12.
memanfaatkan tanaman eceng gondok guna menurunkan zat pencemar yang ada
dalam lahan pertanian. Eceng gondok dapat menyerap zat pencemar dan dapat
dimanfaatkan untuk makanan ikan. Namun juga harus hati-hati karena eceng gondok
sangat mudah berkembang sehingga mengganggu lahan pertanian.
Comments