HUTAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.        A.           Latar Belakang
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Hutan merupakan sistem penggunaan lahan yang tertutup dan tidak ada campur tangan manusia, masuknya kepentingan manusia secara terbatas seperti pengambilan hasil hutan untuk subsistem tidak mengganggu hutan dan fungsi hutan. Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibatkan pengambilan hasil hutan semakin intensif (penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang lain, misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari gangguan-gangguan hutan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan fungsi hutan. Perubahan-perubahan tersebut lebih menekankan kearah fungsi ekonomi dengan mengabaikan fungsi sosial atau fungsi ekologis.
Konsep pengelolaan hutan secara bijaksana, harus mengembalikan fungsi hutan secara menyeluruh (fungsi ekologis, fungsi sosial dan fungsi ekonomi) dengan lebih menekankan kepada peran pemerintah, peran masyarakat dan peran swasta. Langkah- langkah yang sinergi dari ke tiga komponen (pemerintah, masyarakat dan swasta) akan mewujudkan fungsi hutan secara menyeluruh yang menciptakan pengamanan dan pelestarian hutan.
Perkembangan pembangunan kehutanan pada masa lalu, telah mengubah banyak wajah hutan Indonesia. Kebakaran hutan, penebangan liar, perladangan berpindah, dan penurunan keragaman hayati adalah cerita yang melekat pada hutan Indonesia. Fenomena-fenomena tersebut telah mempengaruhi cerita bangsa dalam kehidupan masyarakat Internasional. Kerusakan yang terjadi terhadap salah satu ekosistem dapat  menimbulkan dampak lanjutan bagi aliran antar ekosistem maupun ekosistem lain di sekitarnya. Khusus bagi komunitas bakau/mangrove dan lamun, gangguan yang parah akibat kegiatan manusia berarti kerusakan dan musnahnya ekosistem. Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal yang dapat merusak hutan Indonesia.
1.        B.            Rumusan Masalah
1.        Dapatkah anda menjelaskan tentang pengertian hutan ?
2.        Kenapa hutan di Indonesia menjadi gundul?
3.        Apa yang mengakibatkan kerusakan hutan ?
4.        Bagaimanakah cara kita menanggulangi masalah kerusakan hutan ?
1.        C.           Tujuan
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca pada umumnya dan sebagai bahan pembelajaran serta pengajaran bagi penulis pada khusunya  yang  berkaitan dengan pendidikan mengenai lingkungan hidup.
Permasalahan yang ada disekitar kita, memaksa kita untuk mampu menyelesaikannya dengan baik. Makalah ini bisa dijadikan sebagai referensi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut karena penulis juga menjelaskan kejadian-kejadian kongkrit yang ada di negara kita.
BAB II
PEMBAHASAN
1.        A.           Hutan
Hutan tidak hanya bermanfaat bagi spesies hewan, spesies tumbuhan, atau kelompok etnik tertentu yang meninggalinya saja. Setidaknya ada tiga manfaat hutan yang berpengaruh global terhadap bumi sebagai habitat yang lebih luas. Tiga manfaat tersebut adalah: hutan sebagai tempat resapan air; hutan sebagai payung raksasa; hutan sebagai paru-paru dunia; dan hutan sebagai-wadah-kebutuhan-primer.
Hutan tidak hanya bermanfaat bagi spesies hewan, spesies tumbuhan, atau kelompok etnik tertentu yang meninggalinya saja. Setidaknya ada tiga manfaat hutan yang berpengaruh global terhadap bumi sebagai habitat yang lebih luas. Tiga manfaat tersebut adalah: hutan sebagai tempat resapan air; hutan sebagai payung raksasa; hutan sebagai paru-paru dunia; dan hutan sebagai-wadah-kebutuhan-primer.
Sebagai tempat resapan air, hutan merupakan daerah penahan dan area resapan air yang efektif. Banyaknya lapisan humus yang berporipori dan banyaknya akar yang berfungsi menahan tanah, mengotimalkan fungsi hutan sebagai area penahan dan resapan air tersebut.           Kerusakan hutan bisa menyebabkan terganggunya fungsi hutan sebagai penahan air. Daerah dan habitat sekitar hutan yang rusak itupun sewaktu-waktu bisa ditenggelamkan banjir. Selain itu, kerusakan hutanpun akan membuat fungsi hutan sebagai area resapan terganggu. Ketiadaan area resapan ini bisa menimbulkan kelangkaan air yang bersih dan higienis, atau air siappakai. Selain fungsinya sebagai tempat resapan air, hutan berfungsi pula sebagai ‘payung raksasa’. Rapatnya jarak antara tetumbuhan satu dengan tumbuhan lainnya, juga rata-rata tinggi pohon di segenap lokasinya, berguna untuk melindungi permukaan tanah dari derasnya air hujan.
Tanpa ‘payung raksasa’ ini, lahan gembur yang menerima curah hujan tinggi lambat laun akan terkikis dan mengalami erosi. Maka, dengan begitu, daerah-daerah sekitarnyapun akan rentan terhadap bahaya longsor. Jika manfaat hutan sebagai daerah resapan terkait dengan keseimbangan kondisi air, bila fungsinya sebagai ‘payung raksasa’ terkait dengan kondisi tanah permukaan, maka sebagai ‘paru-paru dunia’ hutanpun ‘bertanggung-jawab’ atas keseimbangan suhu dan iklim.
Melihat lokasinya, hutan bumi terbagi dalam tiga kelompok besar: hutan tropis, hutan subtropis (temperate), dan hutan boreal. Brazil dan Indonesia adalah negara dengan hektaran hutan tropis terluas di dunia. Luas lahan hutan Indonesia sendiri adalah 140,3 juta Ha, dengan rincian: 30,8 juta Ha hutan lindung; 18,8 juta Ha cagar alam dan taman nasional; 64,3 juta Ha hutan produksi; 26,6 juta Ha hutan yang dialokasikan untuk dikonversi menjadi lahan pertanian, perumahan, transmigrasi dan lain sebagainya. Dari data dan rincian tersebut, berarti sekitar 54% dari total luas daratan negara kita adalah hutan.
1.        B.            Fungsi Hutan

Kerusakan yang terjadi terhadap salah satu ekosistem dapat menimbulkan dampak lanjutan bagi aliran antar ekosistem maupun ekosistem lain di sekitarnya. Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal yang dapat merusak hutan Indonesia Pengelolaan hutan sangat penting demi pengawetan maupun pelestariannya karena banyaknya fungsi hutan seperti berikut ini:
1.        Mencegah erosi; dengan adanya hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, dan dapat diserap oleh akar tanaman.
2.        Sumber ekonomi; melalui penyediaan kayu, getah, bunga, hewan, dan sebagainya.
3.        Sumber plasma nutfah; keanekaragaman hewan dan tumbuhan di hutan memungkinkan diperolehnya keanekaragaman gen.
4.        Menjaga keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau.
Dengan terbentuknya humus di hutan, tanah menjadi gembur. Tanah yang gembur mampu menahan air hujan sehingga meresap ke dalam tanah, resapan air akan ditahan oleh akar-akar pohon. Dengan demikian, di musim hujan air tidak berlebihan, sedangkan di musim
kemarau, danau, sungai, sumur dan sebagainya tidak kekurangan air. Dalam mengeksploitasi sumber daya tumbuhan, khususnya hutan, perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1.        Tidak melakukan penebangan pohon di hutan dengan semena-mena (tebang habis).
2.        Penebangan kayu di hutan dilaksanakan dengan terencana dengan sistem tebang pilih (penebangan selektif). Artinya, pohon yang ditebang adalah pohon yang sudah tua dengan ukuran tertentu yang telah ditentukan.
3.        Cara penebangannya pun harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak merusak pohon-pohon muda di sekitarnya.
4.        Melakukan reboisasi (reforestasi), yaitu menghutankan kembali hutan yang sudah terlanjur rusak.
5.        Melaksanakan aforestasi, yaitu menghutankan daerah yang bukan hutan untuk mengganti daerah hutan yang digunakan untuk keperluan lain.
6.        Mencegah kebakaran hutan
1.        C.           Kerusakan Hutan

Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan yang merusak terhadap kondisi hutan setelah penebangan, karena di luar dari perencanaan yang telah ada. Kerusakan hutan kita dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu, meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan. Kerusakan hutan berdampak negatif dan positif.
Hutan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian besar rakyat Indonesia, karena hutan memberikan sumber kehidupan bagi kita semua. Hutan menghasilkan air dan oksigen sebagai komponen yang yang sangat diperlukan bagi kehidupan umat manusia. Demikian juga dengan hasil hutan lainnya memberikan berbagai manfaat bagi kehidupan masyarakat. Kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, Kerusakan hutan dipicu oleh sehingga terjadi hal-hal yang dapat merusak hutan Indonesia.
Deskripsi Kerusakan Hutan
Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan yang merusak terhadap kondisi hutan setelah penebangan, karena di luar dari perencanaan yang telah ada. Kerusakan hutan Indonesia dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu, meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan. Kerusakan hutan berdampak negatif dan dan positif.
Faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan hutan antara lain :
a. Kerusakan hutan karena perbuatan manusia secara sengaja.
b. Kerusakan hutan karena hewan dan lingkungan.
c. Kerusakan hutan karena serangan hama dan penyakit.
Kerusakan hutan dipicu oleh kebutuhan manusia yang semakin banyak dan berkembang, sehingga terjadi hal-hal yang dapat merusak hutan Indonesia antara lain:
1.        Penebangan hutan tanpa perhitungan dapat mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air.
Penebangan hutan akan berakibat pada kelangsungan daur hidrologi dan menyebabkan humus cepat hilang. Dengan demikian kemampuan tanah untuk menyimpan air berkurang. Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah akan langsung mengalir, hanya sebagian kecil yang meresap ke dalam tanah. Tanah hutan yang miring akan tererosi, khususnya pada bagian yang subur, sehingga menjadi tanah yang tandus. Bila musim penghujan tiba akan menimbulkan banjir, dan pada musim kemarau mata air menjadi kering karena tidak ada air tanah. Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadi banjir dan erosi. Akibat lainnya adalah harimau, babi hutan, ular dan binatang buas lainnya menuju ke permukiman manusia.
Salah satu sebab utama perusakan hutan adalah penebangan hutan. Banyak tipe kayu yang digunakan untuk perabotan, lantai, dan konstruksi diambil dari hutan tropis di Afrika, Asia, dan Amerika Selatan. Dengan membeli produk kayu tertentu, orang-orang di daerah seperti Amerika Serikat secara langsung membantu perusakan hutan hujan. Kerusakan hutan yang paling besar dan sangat merugikan adalah kebakaran hutan. Diperlukan waktu yang lama untuk mengembalikannya menjadi hutan kembali.PENDIDIKAN LINGKUNGAN
1.        Kebakaran hutan
Hal-hal yang sering menjadi penyebab kebakaran hutan antara lain sebagai berikut:
1.        Musim kemarau yang sangat panjang.
2.        Meninggalkan bekas api unggun yang membara di hutan.
3.        Pembuatan arang di hutan.
4.        Membuang puntung rokok sembarangan di hutan.
Penyebab kebakaran hutan, antara lain:
·         Sambaran petir pada hutan yang kering karena musim kemarau yang panjang.
·         Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan lupa mematikan api di perkemahan.
·         Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
·         Tindakan yang disengaja seperti untuk membersihkan lahan pertanian atau membuka lahan pertanian baru dan tindakan vandalisme.
·         Kebakaran di bawah tanah/ground fire pada daerah tanah gambut yang dapat menyulut kebakaran di atas tanah pada saat musim kemarau.
Dampak yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
1.        Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer.
2.        Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat. Kebakaran juga dapat menyebabkan banyak spesies endemik/khas di suatu daerah turut punah sebelum sempat dikenali/diteliti.
3.        Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
4.        Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
5.        Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
6.        Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anakanak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.
7.        Penambangan liar
Aktivitas seperti penambangan di hutan dapat menyebabkan kerusakan permanen. Aktivitas penambangan dapat menimbulkan dampak yang besar, tidak hanya pada kawasan penambangan tapi juga wilayah disekitarnya, termasuk wilayah hilir dan pesisir dimana limbah penambangan dialirkan. Tidak hanya itu, sisa-sisa hasil penambangan dapat merusak ekosistem di dalam hutan dan merusak keseimbangan alam.
1.        Perburuan liar
Perburuan, meskipun hanya mengancam sebagian kecil dari spesies yang ada, sangat berpengaruh kepada keberadaan spesiesspesies yang langka dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Gajah, kijang kuning (Muntiacus muntjak) dan rusa (Cervus unicolor) merupakan contoh satwa yang sering diburu orang.
1.        D.           Upaya yang Dilakukan Pemerintah
Pemerintah Indonesia melalui keputusan bersama Departemen Kehutanan dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan sejak tahun 2001 telah mengeluarkan larangan ekspor kayu bulat (log) dan bahan baku serpih. Selain itu, Pemerintah juga telah berkomitmen untuk melakukan pemberantasan illegal logging dan juga melakukan rehabilitasi hutan melalui Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) yang diharapkan di tahun 2008 akan dihutankan kembali areal seluas tiga juta hektar.
Pemerintah sebagai penanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyatnya memiliki tanggung jawab besar dalam upaya memikirkan dan mewujudkan terbentuknya pelestarian lingkungan hidup. Hal-hal yang dilakukan pemerintah antara lain:
1.        Mengeluarkan UU Pokok Agraria No. 5 Tahun 1960 yang mengatur tentang Tata Guna Tanah.
2.        Menerbitkan UU No. 23 Tahun 1997, tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3.        Memberlakukan Peraturan Pemerintah RI No. 24 Tahun 1986, tentang AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan).
4.        Pada tahun 1991, pemerintah membentuk Badan Pengendalian Lingkungan, dengan tujuan pokoknya:
a)      Menanggulangi kasus pencemaran.
b)      Mengawasi bahan berbahaya dan beracun (B3).
c)      Melakukan penilaian analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
1.        Pemerintah mencanangkan gerakan menanam sejuta pohon.
Berangkat dari kompleksnya faktor penyebab kerusakan hutan di Indonesia dibutuhkan solusi yang cepat dan tepat, untuk menyatukan visi dan misi seluruh stakeholders dalam menjaga eksistensi hutan di negara ini. Jeda penebangan hutan atau Moratorium Logging adalah suatu metode pembekuan atau penghentian sementara seluruh aktifitas penebangan kayu skala besar (skala industri) untuk sementara waktu tertentu sampai sebuah kondisi yang diinginkan tercapai. Lama atau masa diberlakukannya moratorium biasanya ditentukan oleh berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi tersebut (Hardiman dalam Hutan Hancur, Moratorium Manjur).
Sebagai langkah awal dalam pencegahan kerusakan hutan nasional, metode ini dapat dilaksanakan oleh berbagai pihak. Bentuknya dapat berupa reformasi hutan yang dilaksanakan oleh semua pihak sebgai bentuk partisipasi pemerintah, privat, dan masyarakat dalam melindungi hutan dari kerusakan. Moratorium Logging dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, berikut adalah gambaran manfaat yang dapat diterima oleh stakeholders bila jeda penebangan hutan dilaksanakan saat ini:
• Pemerintah mendapatkan manfaat berupa jangka waktu dalam melakukan restrukturisasi dan renasionalisasi industri olahan kayu nasional, mengkoreksi over kapasitas yang dihasilkan oleh indsutri kayu, serta mengatur hak-hak pemberdayaan sumber daya hutan, dan melakukan pengawasan illegal logging bersama sector private dan masyarakat.
• Private/investor mendapatkan keuntungan dengan meningkatnya harga kayu di pasaran, sumber daya (kayu) kembali terjamin keberadaannya, serta meningkatkan efisiensi pemakaian bahan kayu dan membangun hutan-hutan tanamannya sendiri.
• Masyarakat mendapatkan keuntungan dengan kembali hijaunya hutan disekeliling lingkungan tinggal mereka, serta dapat terhindar dari potensi bencana akibat kerusakan hutan.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
1.        A.           Kesimpulan
Model pengelolaan hutan dalam jangka menengah dan jangka panjang dilakukan dengan membuat Master Plan Pengelolaan Hutan, yang proses penyusunannya melibatkan semua unsur terkait (Pemerintah daerah, masyarakat dan perhutani). Master plan pengelolaan hutan penyusunannya didasarkan pada sistem Social Forestry, dengan harapan dapat mewujudkan: pengamanan hutan secara berkesinambungan, menjaga pelestarian hutan dan peran hutan sebagai penyeimbang lingkungan.
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kerusakan hutan adalah kegiatan pembalakan hutan, merupakan kegiatan yang merusak kondisi hutan setelah penebangan, karena di luar dari perencanaan yang telah ada. Kerusakan hutan kita dipicu oleh tingginya permintaan pasar dunia terhadap kayu, meluasnya konversi hutan menjadi perkebunan sawit, korupsi dan tidak ada pengakuan terhadap hak rakyat dalam pengelolaan hutan.
Kerusakan hutan telah menimbulkan perubahan kandungan hara dalam tanah dan hilangnya lapisan atas tanah yang mendorong erosi permukaan dan membawa hara penting bagi pertumbuhan tegakan. Terbukanya tajuk iokut menunjang segara habisnya lapisan atas tanah yang subur dan membawa serasah sebagai pelindung sekaligus simpanan hara sebelum terjadinya dekomposisi oleh organisme tanah. Terjadinya kerusakan hutan, apabila terjadi perubahan.yang menganggu fungsi hutan yang berdampak negatif, misalnya: adanya pembalakan liar (illegal logging) menyebabkan terjadinya hutan gundul, banjir, tanah lonsor, kehidupan masyarakat terganggu akibat hutan yang jadi tumpuhan hidup dan kehidupanya tidak berarti lagi serta kesulitan dalam memenuhi ekonominya.
1.        B.            Saran
Konsep pengelolaan hutan secara bijaksana, harus mengembalikan fungsi hutan secara menyeluruh (fungsi ekologis, fungsi sosial dan fungsi ekonomi) dengan lebih menekankan kepada peran pemerintah, peran masyarakat dan peran swasta. Langkah- langkah yang sinergi dari ke tiga komponen (pemerintah, masyarakat dan swasta) akan mewujudkan fungsi hutan secara menyeluruh yang menciptakan pengamanan dan pelestarian hutan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 1992. Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia 1992: 20 tahun Setelah Stockholm.(http://rudyct.com/PPS702- ipb/08234/nuraini_soleiman.htm, diakses 2 Desember 2009).
Kumar, A.D. 1986. Environmental Chemistry. India: Mohender Singh Sejwal.
Manahan, S.B. 1983. Environmental Chemistry. Boston: Willard Grant Press.
Rahardjo, S., Dina, L., dan Suyono. 2006. Pengendalian Dampak Lingkungan. Surabaya: Penerbit Airlangga.
Soemarwoto, O. 1994. Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Bandung: Djambatan, 365 hal.
Soeriaatmadja, R. E. 1989. Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit ITB. 133 hal.







TEKNOLOGI

BAB 1
PENDAHULUAN

1.        Latar Belakang
Kita ketahui bahwa sebenarnya sejak dulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Teknologi merupakan alat bantu/ekstensi kemampuan diri manusia. Dewasa ini, telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh sistem-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi. Dari apa yang kita lihat sekarang bahwa teknologi yang ada telah mengalami perubahan atau kemajuan. Seseorang menggunakan teknologi karena manusia berakal. Dengan akalnya ia ingin keluar dari masalah, ingin hidup lebih baik, lebih aman dan sebagainya. Perkembangan teknologi terjadi karena seseorang menggunakan akalnya dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya.
Kemajuan IPTEK telah memberi banyak manfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat kita, karena dengan teknologi yang canggih maka manusia bisa lebih mudah memenuhi kebutuhan hidupnya dan perkembangan teknologi juga dapat menjadi pengaruh terhadap perubahan pada bidang yang lain seperti pada bidang ekonomi, sosial dan pendidikan.
Pada satu sisi, perkembangan dunia IPTEK yang demikian mengagumkan itu memang telah membawa manfaat yang luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik yang cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis, Demikian juga ditemukannya formulasi-formulasi baru kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktifitas manusia. Ringkas kata kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia. Sumbangan IPTEK terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa IPTEK mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Kesengsaraan yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi dapat menghampiri setiap manusia, karena selain dampak positif, kemajuan teknologi juga mempunyai banyak dampak negatif. Dampak negatif dikarenakan dengan penyesuaian perkembangan teknologi yang tidak sesuai dengan keadaan sosial, ekonomi, dan keadaan lingkungan alam sekitar.
2.                    Rumusan masalah
Dari latar belakang di atas, maka diambil rumusan masalah: Apa sajakah dampak dari adanya kemajuan teknologi terhadap keadaan lingkungan alam serta bagaimana dan apa yang harus kita lakukan untuk menanggulangi permasalahan tersebut?
3.                    Tujuan
Dari pembuatan makalah dengan tema ini tidak lepas dari adanya tujuan yang diharapkan oleh penulis yaitu agar kita dapat mengetahui dampak apa sajakah yang disebabkan oleh kemajuan jaman yang tidak hanya membawa dampak positif saja dan memberi pemahaman bagaimana cara penanggulangan dari dampak negatif kemajuan teknologi, serta cara pencegahan agar dampak negatif dari kemajuan teknologi dapat ditekan atau bahkan dihilangkan.
BAB II
                                                                                                                            PEMBAHASAN                    

1.        Kemajuan Teknologi
Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan  membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
2.                    Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Bidang Lain
Kemajuan teknologi tidak serta merta hanya dalam lingkup teknologi saja, akan tetapi, kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh atau bahkan perubahan pula trehadap bidang-bidang lain seperti bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan. Masing-masing bidang telah merasakan perubahan dari adanya proses kemajuan pada teknologi, seperti:
a)      Bidang ekonomi
Pengaruh dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaatnya antara lain:
·         Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
·         Terjadinya industrialisasi
·         Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
b)      Bidang sosial
Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya. Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri  sebagai suatu  bangsa  akan  semakin  kokoh.  Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
c)      Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan seperti Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak. Pembelajaran tidak harus melalui tatap muka. Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Oleh sebab itu, dengan era globalisasi yang kian hari kian merambah, tidak dipungkiri bahwa tiap kemajuan pada salah satu bidang akan dapat mempengaruhi bidang yang lainnya.
3.               Lingkungan Alam
Dalam beberapa puluh tahun terakhir ini ada tiga istilah yang masih saling berkaitan, yaitu “Lingkungan, Ekosistem, dan Kualitas Hidup”, banyak digunakan untuk melukiskan isu-isu patriotisme yang dapat menggu­gah emosi.  Istilah-istilah ini jarang didefinisikan, barangkali karena  makna-makna “kamusial” seperti itu tidak cukup mencerminkan gema simbo­liknya secara memadai.
kegiatan manusia meliputi usulan-usulan legislatif, kebijakan, program, proyek dan prosedur-prosedur operasional. Efek Lingkungan didefinisikan  sebagai suatu proses (seperti erosi tanah, dispersi polutan, penggusuran manusia) yang dapat dipacu oleh kegiatan manusia.  Dampak Lingkungan merupakan perubahan neto (baik atau buruk) dalam hal kesehatan dan kesejahteraan manusia (termasuk kelestarian ekosistem dimana manusia hidup) yang dihasilkan dari efek lingkungan dan berhubungan dengan perbedaan antara kualitas lingkungan  yang akan terjadi “dengan” dan “tanpa” kegiatan yang sama. Indikator Dampak adalah suatu unsur atau parameter yang menyediakan suatu ukuran  (paling tidak secara kualitatif) besarnya dampak lingkungan.
Dalam kondisi tidak ada manusia sekalipun, lingkungan alami pasti mengal­ami perubahan-perubahan secara kontinyu. Hal ini mungkin saja berlang­sung dalam jangka waktu ratusan juta tahun, seperti misalnya terangkat­nya kontinental dan pembentukan gunung api atau dalam jangka waktu puluhan ribu tahun seperti  Jaman Es dan perubahan per-mukaan air laut yang menyertainya atau dalam jangka waktu ratusan tahun seperti halnya eutrofikasi alami dan siltasi danau-danau dangkal atau bahkan  dalam jangka waktu beberapa tahun, seperti kalau koloni binatang “beaver” mengubah lahan kering menjadi rawa-rawa.  Sebagian dari perubahan-peruba­han alami tersebut bersifat tidak dapat balik (irreversible) seperti eutrofikasi danau, sedangkan lainnya bersifat siklis seperti siklus klimatik tahunan, atau transien seperti kekeringan.
4.               Kerusakan Lingkungan Aibat kemajuan Teknologi
Lingkungan alam adalah tempat manusia menggantungkan hidupnya dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari dari alam. Akan tetapi bagaimana jika alam itu sudah tidak memiliki keseimbangan lagi?
Kemajuan teknologi memang menjadi alat bantu manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan lebih mudah atau instant. Akan tetapi banyak orang yang terlena dan mendewakan teknologi sebagai pembantu hidupnya dan mereka tidak bisa melihat dampak negatif kemajuan teknologi tersebut terhadap keselarasan lingkungan. Tidak dipungkiri bahwa kemajuan teknologi terhadap keseimbangan lingkungan alam mempunyai dampak negatif yang cukup banyak, antara lain:
1.        a.      Terjadinya pencemaran tanah, air, dan udara
Pencemaran udara, air, dan tanah dapat diakibatkan oleh beberapa hal sepert:
·         Banyaknya pabrik industri besar
meningkatnya berbagai kebutuhan manusia maka semakin banyak pula industri-industri yang didirikan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup para konsumennya yang terus meningkat, dan itu menjadikan industri-industri terus melakukan eksperimen-eksperimen dan inovasi-inovasi pada mesin produksi yang ada dan terus dikembangkan oleh para ahli. Hal itu tidak banyak disadari oleh masyarakat bahwa ia menyumbang terhadap meningkatnya pencemaran di lingkungan sekitar seperti pencemaran air yang disebabkan oleh pembuangan limbah pabrik yang kurang memperhatikan tempat pembuangannya. Setelah terjadinya pencemaran air maka tanahpun menjadi terkontaminasi oleh zat-zat yang dibawa oleh limbah. Sedangkan asap yang dihasilkan dari mesin yang ada di pabrik-pabrik itu menghasilkan asap-asap hitam yang membumbung tinggi yang menyebabkan terjadinya polusi udara.
·         Peningkatan Volume Kendaraan
Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju, mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk disana jarang yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut, dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya. Guna memenuhi gaya hidupnya, banyak masyarakat yang tidak segan-segan untuk lebih menjadikan waktunya lebih bermanfaat dengan bekerja. Dan tidak sedikit pula mereka yang memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi untuk dapat melakukan berbagai aktivitas kesehariaannya. Akan tetapi, tidak sedikit masayarakat yang kurang perduli dengan lingkungan sekitar. Kecanggihan teknologi yang ditawarkan pada tiap kendaraan telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk memiliki kendaraan yang lebih baik dari kendaraan yang telah ada. Kebutuhan yang dialami masyarakat menjadikan mereka konsumtif pada kendaraan pribadi daripada menggunakan kendaraan umum. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya volume pencemaran udara di kota padat penduduk.
1.        b.      Terjadinya bencana banjir dan longsor
Kemauan yang ada pada diri manusia yang tidak pernah berhenti menjadikan tiap manusia itu selalu berusaha untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Air adalah unsur kehidupan utama bagi umat manusia. Tetapi air juga dapat menjadi musuh dahsyat bagi manusia bila tidak ditata dengan baik sebagaimana dialami oleh banyak negara di dunia ini, termasuk Indonesia. Permasalahan lingkungan yang sering dijumpai di negara kita pada saat ini adalah terjadinya banjir Banjir adalah suatu kejadian dimana air menggenangi daerah yang biasanya tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. Adakalanya banjir tersebut terjadi pada waktu yang cepat dengan waktu penggenangan yang singkat, tetapi adakalanya dengan waktu yang lambat dengan waktu penggenangan yang lama. Banjir pada umumnya disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai akibat curah hujan yang tinggi.
Bencana banjir memiliki ciri-ciri dan akibat sebagai berikut.
·         Banjir biasanya terjadi saat hujan deras yang turun terus menerus sepanjang hari.
·         Air menggenangi tempat-tempat tertentu dengan ketinggian tertentu.
·         Banjir dapat mengakibatkan hanyutnya rumah-rumah, tanamanhewan, dan manusia
·         Banjir mengikis permukaan tanah sehingga terjadi endapan tanah di tempat-tempat yang rendah
·         Banjir dapat mendangkalkan sungaikolam, atau danau.
·         Sesudah banjir, lingkungan menjadi kotor oleh endapan tanah dan sampah.
·         Banjir dapat menyebabkan korban jiwaluka beratluka ringan, atau hilangnya orang.
·         Banjir dapat menyebabkan kerugian yang besar baik secara moril maupun materiil.
Penyebab terjadinya bencana banjir antara lain:
·         Penyumbatan aliran air di sungai
·         Berkurangnya derah resapan air
·         Berkurangnya pohon yang dapat menyerap debit air
·         Tingginya curah hujan (alam)
3.        Berkurangnya ruang terbuka hijau
Banyaknya pembangunan pada sektor ekonomi menyebabkan berkurangya ruang terbuka hijau di kota-kota besar, yang seharusnya ia membutuhkan lebih banyak lagi ruang terbuka hijau untuk bisa mencengah bertambahnya tingkat volume udara di kota-kota besar yang diakibatkan oleh gas buang kendaraan. Pembangunan gedung-gedung dan pusat perekonomian seperti pusat belanja dan lain-lain yang tidak berwawasan lingkungan juga membantu kota untuk kehilangan daerah penghijauan.
1.        d.      Berkurangnya hutan lindung
Guna memenuhui kebutuhan hidupnya, tidak sedikit manusia melakukan hal-hal yang hanya menguntungkan dirinya tanpa memperhatikan orang lian. Seperti halnya pembalakan kayu yang dilakukan di hutan-hutan Indonesia oleh oknum-oknum tidak bertanggungjawab yang dapat merusak ekosistem dan keselarasan lingkungan. Akibatnya, hutan-hutan di Indonesia jumlahnya berkurang dari yang telah ada dan kerusakan hutan itu dapat menyebabkan bencana banjir karena tidak adanya benda yang mampu menyerap air hujan.
1.        e.       Meningkatnya Kriminalitas
Era globalisasi yang kini terjadi tidak bisa dihindari oleh tiap negara, begitu juga Indonesia, bahkan lebih spesifik, era globalisasi telah merubah berbagai tatanan yang ada di masyarkat, termasuk jenis pekerjaan dan kebutuhan masyarakat kian hari kian meningkat dan berubah. Kemajuan teknologi telah banyak dirasakan oleh berbagai lapisan di masyarakat, namun tidak sejmua bisa mengikutinya. Kemajuan teknologi yang tidak bisa diikuti oleh pihak tertentu meyebebkan kesengsaraan bagi mereka karena merasa hidup ini begiti keras. Maka, demi memenuhi kebutuhannya, tidak sedikit orang yang mempunyai pekerjaan yang meresahkan masyarakat. Seperti dengan mencopet, merampok, hipnotis, bahkan membunuh.
5.                    Cara Mencegah Dampak Negatif Kemajuan Teknologi Terhadap Lingkungan
Dampak negatif dari kemajuan teknologi dapat kita tekan bahkan hilangkan dengan berbagai cara seperti:
1)      Menyertakan Pendidikan Lingkungan Hidup di persekolahan
Dengan memberikan bekal pengetahuan pada masyarakat akan pentingnya kesimbangan lingkungan maka itu akan mengurangi dampak negatif dri aktivitas yang dilakukan manusia serta dapat meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan.
2)      Penerapan konsep pembangunan berwawasan lingkungan
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan yang pada umumnya disingkat menjadi pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan atau pembangunan yang dilakukan untuk memenuhi keperluan hidup manusia masa kini dengan tidak mengabaikan kepentingan manusia pada generasi akan datang.
Konsep tersebut memberikan pengertian bahwa pemanfaatan sumberdaya alam harus didasari atas kebijakasanaan memelihara keselarasan, keserasian, keseimbangan, dan kelestarian lingkungan, sehingga dapat dinikmati oleh penghuninya dari generasi ke generasi berikutnya.
3)      Memperketat Pengawasan
Dalam melaksanakan pembangunan haruslah menjadi pembangunan yang berkelanjutan dan dalam suatu pembangunan baik pusat perbelanjaan, industri dan pusat bisnis lainnya harus mengikuti peraturan atau syarat-syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah supaya tidak menggannggu kestabilan lingkungan atau menjadi ancaman bagi kehidupan alam.
4)      Mempertegas Sanksi
Dengan adanya aturan maka ada pula hukuman bagi yang melanggar aturan yang bersangkutan, pemerintah harus mempertegas sanksi yang telah ada bagi oknum-oknum yang menyalahi aturan tentang tatanan lingkungan dan syarat-syarat bagi pembangunan industri dan bisnis lainnya.
BAB III
PENUTUP
1.        A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwa kemajuan teknologi memang mempunyai andil yang cukup besar terhadap kemajuan negara karena ia akan memberi pengaruh pada bidang lainnya, bahkan yang paling penting adalah bidang pendidikan. Jika pendidikan mengalami kemajuan maka output-nya pun akan mempengaruhi pada bidang yang lainnya. Akan tetapi, dibalik semua dampak yang menguntungkan itu, kemajuan teknologi juga bisa menjadi kesengsaraan bahkan malapetaka bagi masyarakat karena tidak mampu mengejar ketertinggalannya. Dampak yang lebih serius dari adanya kemajuan teknologi yaitu rusaknya lingkungan alam.
Tidak sedikit kerusakan lingkungan yang ternyata bibit penyebabnya adalah kemajuan teknologi. Penggunaan teknologi yang tidak seimbang dan sesuai dengan keadaan alam mengakibatkan terganggunya kestabilan lingkungan dan mengakibatkan kerusakan bahkan bencana alam yang dapat merugikan berbagai pihak seperti terjadinya pencemaran udara, air, dan tanah, terjadinya bencana alam banjir dan tanah longsor, berkurangnya atau bahkan hilangnya ruang terbuka hijau pada kota-kota besar, bahkan kemajuan teknologi dapat juga dapat meningkatkan tingginya kriminalitas di Indonesia.
Dengan adanya dampak tersebut, diharapkan muncul sebuah penanganan serius demi menyelamatkan lingkungan. Upaya yang bisa menjadi alternatif untuk mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi antara lain yaitu dengan penerapan pembangunan yang berwawasan lingkungan, memberikan bekal kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga lingkungan dari pengaruh luar yang dapat menjadi ancaman bagi keselarasannya, pemerintah mempertegas sanksi bagi pihak yang melanggar aturan.
1.        B.     Saran
Dengan terlihatnya dampak negatif dari kemajuan teknologi, maka diharapkan pemerintah bisa melakukan filter yang baik untuk bisa memilih jaringan atau kemajuan teknologi apa saja yang bisa beredar di masyarakat, memperhatikan masyarakat menengah kebawah yang tidak mampu mengejar era globalisasi untuk menekan angka kriminalitas, dan mempertegas sanksi untuk pihak yang melanggar kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah. Akan tetapi, menanggulangan suatu masalah besar seperti ini tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, penanggulangan masalah lingkungan ini dapat dilakukan oleh semua pihak termasuk kerjasama antara pemerintah dan masyarakat. Hal yang terpenting adalah meningkatkan kesadaran diri dari tiap individu akan pentingnya menjaga lingkungan. Dengan adanya kesadaran dari tiap individu, maka upaya yang dicanangkan pemerintah akan berjalan dengan baik tanpa ada kontroversi yang besar.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, dedi. 2003. Komunikasi Antar Budaya. PT. Rosda Karya, Bandung. McQuail,
Denis. 1991. Teori Komuinikasi Massa. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta



Comments

Popular posts from this blog

Contoh Dialog Negosiasi 4 Orang

ENGLISH ASSIGNMENT SCRAPBOOK | A Collection of Wise Words and A Biography of The Author

Makalah Sejarah Indonesia Herman Willem Daendels